ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Olly bersalaman dengan Mantan Gub. Sulut SH Sarundajang
Di saat karir politiknya sedang gemilang di tingkat nasional, Olly Dondokambey justru ‘pulang kampung’ ke Sulut, mendedikasikan pengabdiannya.
Di mata wartawan senior Sulut Freddy Roeroe, langkah politis Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut itu tergolong luar biasa lantaran sangat jarang ada orang yang masuk ke dalam ‘permenungan’ seperti itu.
Keputusan itu lantas merupakan wujud nyata dari kerelaan yang penuh totalitas pria kelahiran Manado, 18 November 1961 itu untuk membangun daerah.
“Saya kira ini sebuah keputusan mulia seorang Olly. Dia meninggalkan karier politiknya ketika sedang dipuncak,” kata Roeroe, dalam diskusi terbatas dengan sejumlah wartawan, aktivis, dan tokoh masayarakat, Selasa (6/10) di Manado.
Dengan posisi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Bendahara Umum PDI Perjuangan, Pimpinan Badan Anggaran DPR RI, oleh Roeroe adalah jabatan yang belum pernah diraih kader Sulawesi Utara sebelumnya.
 “Olly belum pensiun di Jakarta, dia sedang eksis di kancah elit nasional. Ini hendakanya dilihat sebagai sebuah niatan mengabdi untuk daerahnya,” kata Roeroe
Max Willar, pengamat sosial asal Minahasa yang lama tinggal di Jakarta menambahkan, langkah Olly kembali ke Manado adalah sebuah ketusan pribadi yang patut diteladani.
“Keputusan itu adalah sikap moral kecintaan dan kepeduliannya pada daerah asalnya. Saya memang sempat terkejut mendengar itu, tetapi kemudian saya meyakini ini sebagai sebuah keputusan moral,” katanya.
Lanjutnya, dalam pengalaman sejarah kepemimpinan era orde baru dan era reformasi, tidak banyak pemimpin asal Sulut yang sedang berprestasi dan jauh dari pensiun kemudian secara pribadi kembali ke daerah.
“Dulu pernah ada tokoh militer yang sedang berprestasi kembali ke Manado, tetapi itu terjadi karena perintah Soeharto,” kata Max Willar. Namun Willar dan Roeroe menjelaskan, langkah Olly hendaknya dapat menjadi teladan dan pembelajaran bagi kader-kader Sulut baik yang ada di daerah maupun di luar daerah. Mereka berpendapat, berprestasi dan mengabdi tidak selalu bergerak dari pusat ke daerah.
“Olly memberi paradigma baru serta penguatan orientasi, bahwa daerah adalah alamat aktualisasi pengabdian,” tutur Freddy Roeroe.
Sikap moral pengabidan di mana saja, sebenarnya terjadi pada Steven Kandouw, tokoh muda yang sebenarnya sudah berada di “zona nyaman” sebagai Ketua DPRD Sulut, akhirnya memilih meninggalkan kursi pimpinan dewan.
“Jujur saja, kalau normal-normal saya tidak ingin meninggalkan kursi Ketua DPRD Sulut. Tetapi sebagai kader saya harus taat dan loyal pada amanat partai. Memberi diri mengabidi dimana saja,” tutur Steven beberapa hari sebelum mendaftar sebagai pasangan calon mendampingi Olly Dondokambey.
Menurut Freddy Roeroe, Olly dan Steven sama-sama melewati pergumulan pribadi sebelum akhirnya memutuskan maju mencalonkan diri.
“Olly dan Steven telah berhasil memenangkan pertandingan melawan hasrat dan ego pribadi masing-masing di puncak karier. Kini mereka bertekad memenangkan Sulawesi Utara,” tutur Joppie Worek, wartawan senior menyimpulkan. (Oke)

About Sulut Bersatu

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top